Saturday, September 21, 2013

Laporan Mikrobiologi Total Plate Count

Laporan Mikrobiologi Total Plate Count

BAB I PENDAHULUAN                                       

1.1  Latar Belakang

Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada bahan pemeriksaan. Cara yang paling sering digunakan adalah cara perhitungan koloni pada lempeng biakan (plate count). Disamping itu terdapat juga atau dapat diadakan perhitungan langsung secara mikroskopis.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba salah satunya adalah cara menghitung langsung. Cara ini pada mulanya dilakukan dalam pemeriksaan bakteri yang dapat dalam air susu, tetapi dapat digunakan untuk penelitian lain. Dengan cara yang terhitung adalah baik bakteri hidup maupun mati. Sehingga dengan cara ini tidak diketahui berapa jumlah bakteri hidup, tetapi pengerjaannya lebih cepat (Irianto, 2006).
Percobaan ini dilatarbelakangi oleh perhitungan jumlah bakteri, agar para praktikan mengetahui cara menghitung jumlah bakteri dan tekniknya.

1.2  Tujuan


  • Mengetahui prinsip perhitungan dengan Metode TPC
  • Mengetahui metode dalam perhitungan mikroba
  • Mengetahui tujuan pengenceran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup. Dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Waluyo, 2004).
Menurut tempatnya, air dapat berada di permukaan tanah-selanjutnya air ini disebut air permukaan, dan dapat pula berada di dalam tanah, dan selanjutnya air ini disebut air tanah. Air hujan yang jatuh ke tanah sebagian meresap ke dalam tanah dan sebagian lain menggenang dipermukaan anah. Hal ini bergantung pada kondisi tanah. Air hujan membawa serta mikroorganisme-mikroorganisme yang senantiasa berhamburan di udara, lebih-lebih di udara yang mengatasi tanah yang berdebu. Setiba ditanah, air menjadi lebih cemar lagi karena sisa-sisa makhluk hidup (sampah), kotoran dari hewan maupun manusia, dan mungkin juga kotoran yang berasal dari pabrik-pabrik (Waluyo, 2004).                                                            
Air tanah mengandung zat-zat anorganik maupun zat-zat organik, dan oleh karena itu merupakan tempat baik bagi kehidupan mokroorganisme. Temperatur sekitar 30o C atau lebih sedikit baik sekali bagi kehidupan patogen yang berasal dari hewan maupun manusia. Sinar matahari, terutama sinar ultra ungunya, memang dapat mematikan bakteri, akan tetapi daya tembus sinar ultra ungu ke dalam air tidak seberapa (Waluyo, 2004).                                                                       
Air yang mengalir deras dan bergejolak kerena menerjang batu-batuan, kurang baik bagi kehidupan bakteri. Air sumur (hal ini bergantung kepada lingkungan) pada umumnya lebih bersih dari pada air permukaan, karena air yang merembes ke dalam tanah itu telah tersaring oleh lapisan tanah yang dilewatinya (Waluyo, 2004).                                                                                                
Pertumbuhan dapat didefinisikan secara umum yaitu sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Dengan demikian, pertumbuhan ukuran yang diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena penumpukan lemak, bukan merupakan pertumbuhan. Perbanyakan sel merupakan konsekuensi pertumbuhan. Pada organisme multiseluler, (banyak sel), yang disebut pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel per mikroorganisme. Pada organisme multiseluler, (ber sel satu), pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang juga berarti penambahan jumlah organisme yang membentuk populasi atau satu biakan. Pada organisme seonostik (aseluler), selama pertumbuhan ukuran sel menjadi besar, tetapi tidak terjadi pembelahan sel (Dwidjoseputro, 2005).                          
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur atau menghitung jumlah jasad renik yaitu:
a)      Perhitungan jumlah sel
·         Hitungan mikroskopis
·         Hitungan cawan
·         MPN (most probable number)
b)      Perhitungan masa sel secara langsung
·         Cara volumetrik
·         Cara gravimetrik
·         Turbidimetri (kekeruhan)
c)      Perhitungan massa sel secara tidak langsung
·         Analisis komponen sel (protein, ADN, ATP, dan sebagainya)
·         Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit sekunder, panas)
·         Analisis konsumsi nutrien (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino, mineral dan sebagainya)
           Pada praktikum kali ini metode yang digunakan adalah metode hitungan cawan atau TPC. Prinsip dari metode hitungan cawan adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung, dan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop. Metode ini merupakan cara paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, dengan alasam:
-        Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung
-        Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus
-        Dapat digunakan untuk isolasi, dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai penampang spesifik (Dwidjoseputro, 2005).
Selain keuntungan-keuntungan tersebut diatas, metode hitungan cawan juga mempunyai kelemahan sebagai berikut:
-        Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk koloni.
-        Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan jumlah yang berbeda pula.
-        Mukroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni yang kompak, jelas dan tidak menyebar.
-        Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung
(Dwidjoseputro, 2005).
Dalam metode hitungan cawan, bahan yang dipergunakan diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel mikroba per ml atau per gram, memerlukan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di cawan petri. Setelah diinokulasi akan terbentuk koloni dicawan petri tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung, dimana jumlah yang terbaik adalah diantara 30-300 koloni. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000 dan seterusnya. Larutan yang digunakan untuk pengenceran dapat berupa larutan buffer fosfat, 0,85% NaCl atau larutan ringer (Dwidjoseputro, 2005).
Metode hitungan cawan dibedakan atas dua cara, yakni metode tuang (pour plate), dan metode permukaan (surface / spread plate). Pada metode tuang , sejumlah sampel (1ml atau 0,1ml) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan kecawan petri, kemudian ditambah agar-agar cair steril yang didinginkan (47-50oC) sebanyak 15-20 ml dan digoyangkan supaya sampelnya menyebar. Pada pemupukan dengan metode permukaan, terlebih dahulu dibuat agar cawan kemudian sebanyak 0,1 ml sampel yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar-agartersebur. Kemudian diratakan dengan batang gelas melengkung yang steril. Jumlah koloni dalam sampel dapat dihitung sebagai berikut.

(Dwidjoseputro, 2005).
Perhitungan secara tidak langsung : a) Penentuan V total, b) Turbidimetri c)Penghitungan bakteri hidup (Irianto, 2007).
1.      Perhitungan jumlah bakteri secara keseluruhan
a.       Menghitung langsung secara mikroskopik
Pada cara ini dihitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil untuk digunakan kaca objek khusus yang bergaris.
b.      Menghitung dengan cara kekeruhan
Cara ini menggunakan spektropometer atau nefelometer. Dasar teknik ini adalah banyaknya cahaya yang diabsorpsi sebanding dengan banyaknya sel bakteri pada batas –bats tertentu.
2.      Perhitungan jumlah bakteri hidup
Perhitungan jumlah mikroorganisme dengan cara viable count atau disebut juga sebagai standar plate count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi 1 (satu) koloni setelah diinkubasikan dalam ,edia biakan dan lingkungan yang sesuai.
Perhitungan jumlah mikroorganisme hidup (viable count) adalah jumlah minimum mikroorganisme. Hal ini disebabkan koloni yang tumbuh pada lempengan agar merupakan gambaran mikroorganisme yang dapat tumbuh dan berbiak dalam media dan suhu inkubasi tertentu.
Dalam perhitungan mikroorganisme sering kali diperlukan pengenceran. Dilaboratorium pengenceran dilakukan dengan botol pengenceran seperti lazimnya dilakukan pada standar plate count, namun dapat pula menggunakan tabung (Lay, 1994).

BAB III METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tanggal

          Pratikum keenam ini melakukan percobaan tentang  Perhitungan Jumlah Mikroba, yang dilaksanakan pada Hari Rabu, 13 April 2011 pukul 10.10 – 12.00 WITA dilaboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat – Alat
-          Cawan petri disk
-          Laminar Air Flow Cabinet
-          Mikropipet
-          Bluetip
-          Lampu bunsen
-          Digital coloni counter
-          Hand tally counter
-          Tabung reaksi
-          Rak tabung reaksi
-          Voertex
-          Spatula
-          Neraca analitik
-          Erlenmeyer
-          Autoclafe
-          Bulpoin
-          Mangkuk
-          Korek
3.2.2 Bahan – Bahan
-          NaCl   0,9%
-          Media LBA
-          Alkohol  70%
-          Kertas lebel
-          Tanah FKIP
-          Pensil

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pengenceran Sample
1.      Diambil tabung reaksi yang telah berisi NaCl 0,9 %
2.      Dimasukan sample (Tanah FKIP) kedalam tabung reaksi
3.      Vortex

3.3.2   Pengenceran 10-1
1.      Dipanaskan pinggiran mulut tabung reaksi yang berisi sample (Tanah FKIP) + NaCl
2.      Diambil secara aseptis 1 ml dengan menggunakan micropipet, masukan kedalam tabung reaksi baru
3.       Divortex
4.      Beri sample 10-1
3.3.3   Pengenceran 10-2
1.      Dipanaskan pinggiran mulut tabung reaksi yang berisi sample 10-1
2.      Diambil secara aseptis 1 ml dengan menggunakan micropipet, masukan kedalam tabung reaksi baru
3.      Divortex
4.      Beri sample 10-2
3.3.4   Pengenceran 10-3
1.      Dipanaskan pinggiran mulut tabung reaksi yang berisi sample 10-2
2.      Diambil secara aseptis 1 ml dengan menggunakan micropipet, masukan kedalam tabung reaksi baru
3.      Divortex
4.      Beri sample 10-3
3.3.5   Pengenceran 10-4
1.      Dipanaskan pinggiran mulut tabung reaksi yang berisi sample 10-3
2.      Diambil secara aseptis 1 ml dengan menggunakan micropipet, masukan kedalam tabung reaksi baru
3.      Divortex
4.      Beri sample 10-4
3.3.6   Pengenceran 10-5
1.      Dipanaskan pinggiran mulut tabung reaksi berisi sample 10-4
2.      Diambil secara aseptis 1 ml dengan menggunakan micropipet, masukan kedalam tabung reaksi baru
3.      Divortex
4.      Beri sample 10-5
3.3.7   Pembuatan  Media LBA 10-3
1.      Diambil cawan petri, panaskan pinggirannya
2.      Diambil 1 ml larutan dari sample 10-3 masukan kedalam cawan petri
3.      Dituang Media LBA kedalam Cawan petri
4.      Homogenkan angka 8
5.      Diberi sample
3.3.8   Pembuatan Media LBA 10-4
1.      Diambil cawan petri, panaskan pinggirannya diatas lampu bunsen
2.      Diambil 1 ml larutan dari sample 10-4 masukan kedalam cawan petri
3.      Dituang Media LBA kedalam Cawan petri
4.      Homogenkan angka 8
5.      Diberi sample
3.3.9   Pembuatan Media LBA 10-5
1.      Diambil cawan petri, panaskan pinggirannya diatas lampu bunsen
6.      Diambil 1 ml larutan dari sample 10-5 masukan kedalam cawan petri
7.      Dituang Media LBA kedalam Cawan petri
8.      Homogenkan angka 8
2.      Diberi sample
3.3.10    Perhitungan  Jumlah Mikroba
1.      Diambil  media biakan campuran
2.      Diletakan diatas digital coloni counter
3.      Dihitung dengan hand tally counter dan di tandai dengan spidol koloni yang sudah dihitung
4.      Dicatat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil pengamatan

4.1.1 Tabel hasil perhitungan jumlah mikroba
No
Pengenceran
Keterangan
1
Tanah FKIP 10-3

Jumlah koloni > 300
Tidak masuk syarat perhitungan



2
Tanah FKIP 10-4

Jumlah koloni = 210




3
Tanah FKIP 10-5

Jumlah koloni = 79



4.1.1. Grafik

4.2.Perhitungan

2.2.1.  Tanah FKIP 10-3
                        Jumlah koloni lebih dari 300
2.2.2. Tanah FKIP 10-4

2.2.3.Tanah FKIP 10-5

4.3.   Pembahasan

            Pada praktikum ini kita melakukan percobaan mengenai metode Total Plate Count. Pada percobaan ini digunakan sampel tanah FKIP dimana sangat memiliki berjuta-juta bakteri, oleh karena itu dilakukan pengenceran. Pengenceran dilakukan hingga 10-5. Pengenceran dilakukan untuk mengurang populasi mikroba dalam cairan. Pada saat pengenceran sampel ditimbang dengan neraca analitik, agar didapat hasil yang lebih akurat. Dalam setiap pengenceran, setelah dicampur, campuran divortex agar dapt tercampur rata disetiap bagian, lalu pengenceran 10-3, 10-4 dan 10-5 masing-masing dituang dalam cawan petri berbeda, kemudian dicampur dengan media LBAagar mikroba dapat tumbuh. Lalu diinkubasi selam 24 jam, waktu selama ini merupakan waktu yang bagus, karena mikroba yang tumbuh tidak memenuhi cawan apabila terlalu lama dan tidak terlalu sedikit apabla terlalu sebentar. Setelah diinkubasi, kolini dihitung, koloni dihitung dengan dibantu oleh digital coloni counter. Prinsip alat ini adalah membantu penglihatan kita dengan memperbesar menggunakan LUV dan dibantu dengan cahaya dari bawah.
Prinsip dari metode TPC adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop. Metode ini merupakan cara paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, dengan alasam :
-        Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung
-        Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus
-        Dapat digunakan untuk isolasi, dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai penampang spesifik (Dwidjoseputro, 2005).
LBA (Luria Bertani Agar) dikatagorikan sebagai media yang diperkaya, karena LBA terbuat dari garam (NaCl), pepton, yeast ekstrak dan agar. Garam berfungsi untuk menjaga keisotonisan sel bakteri pada medium, pepton berfungsi sebagai sumber utama nutrisi dan nitrogen untuk bakteri, yeast ekstrak berfungsi menyediakan asam amino dan vitamin yang dibutuhkan yang dibutuhkan bakteri (Waluyo, 2004).
Pada perhitungan mikroba ini dilakukan pengenceran sampel agar jumlah koloni yang tumbuh pada cawan petri tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit, yaitu antara 30-300 koloni. Semakin banyak pengenceran, maka jumlah koloni yang dihasilkan semakin sedikit.
Metode cawan tuang adalah metode yang simpel untuk menghitung mikroba, dimana sampel yang sesuai dengan pengenceran yang akan digunakan dituang kedalam petridish dan dicampur media LBA yang kemudia jumlah koloni cawan dihitung secara langsung.
Pada praktikum kali ini fungi dio vortex adalah ntuk menghomogenkan antara sampel dan garam fisiologi. Kemudian perlakuan didekatkan di lampu bunsen untuk tetap berada pada udara yang steril, kemudian setiap mulutt alat gelas yang digunakan selalu dipanaskan untuk menjaga alat dan bahan yang digunakan tetap steril.
Dalam percobaan ini diamati bahwa jumlah koloni mikroba pada pengenceran 10-5 lebih sedikit dan pengenceran 10-3 lebih banyak. Pada pengenceran 10-5 didapat jumlah koloni percawan sebanyak 79 koloni. Sehingga apabila dimasukkan kerumus didapat 7500000 cfu/gr bakteri. Pada pengenceran 10-4 didapat jumlah koloni percawan sebanyak 210, sehingga jumlah koloni per gram tanah adalah 2100000 cfu/gr.
Faktor kesalahan dari percobaan ini adalah:
-        Ketidak telitian dalam menghitung jumlah koloni
-        Media yang digunakan sudah terlalu lama diluar, jadi media sudah agak memadat dan tidak rata ketika dicampurkan.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan perhitungan jumlah Mikroba ini dapat ditarik kesimpulan bahwa :
-          Prinsip dari metode TPC adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung tanpa menggunakan mikroskop
-          Dalam percobaan kali ini metode yang digunakan adalah Metode Total Plate Count (TPC)
-          Tujuan dari pengenceran adalah pada setiap sample adalah untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan sehingga membantu untuk mempermudah perhitungan jumlah mikroba

5.2. Saran

             Sebaiknya pada pratikum ini pratikan tidak hanya melakukan percobaan menggunakan satu sample saja agar pengetahuan para pratikan tidak hanya ada pada satu sample.

DAFTAR PUSTAKA



No comments:

Post a Comment

About Me

Saya seseorang yang bercita-cita menjadi Process Engineer.
Designed By Seo Blogger Templates